senja pagi. Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 09 Mei 2013

Manusia di Persimpangan



Hal yang paling berharga dan dihargai oleh manusia adalah di saat dia jatuh tersungkur, tetapi tetap bangkit kembali.

Pernyataan yang sungguh mudah. Tapi tak semudah "mengejapkan mata" untuk melakukannya. Seseorang terkadang mampu secara spontan untuk seketika bangkit. Terkadang pula masih membutuhkan waktu untuk meyakinkan dirinya bisa bangkit kembali. Atau bahkan, tidak akan bisa meyakinkan dirinya untuk bangkit kembali, karena dia meyakini bahwa jalan yang diinginkannya telah hilang, dan dia tidak membutuhkan jalan pintas yang lain, melainkan dia membutuhkan jalan yang baru. Padahal, "banyak jalan menuju impian". Pernyataan yang sungguh pasti, tapi hanya sedikit manusia yang memercayainya. Karena mereka berjalan menggunakan "kacamata kuda", yang mana hanya bisa melihat lurus ke depan, tanpa bisa melihat keindahan yang ada di samping kanan dan kiri. Sedangkan manusia yang memercayai pernyataan tersebut yakin, bahwa seharusnya mereka tidak berjalan menggunakan "kacamata kuda" karena jalan yang baik tidak selamanya lurus, tetapi adakalanya mereka harus berbelok ke kiri, ke kanan, atau putar balik. Tetap menelusuri jalan, itulah yang terpenting.

"Dia adalah manusia yang selalu bingung menentukan arah. Belok kanan, belok kiri, atau lurus aja. Dia hanya tau, dia harus terus berjalan.  Tidak boleh berhenti. Sampai di suatu titik. Ketika kebuntuan menghadangnya. Dari pada memilih untuk berhenti, dia memilih untuk mundur lagi ke belakang. Karena yang penting baginya adalah terus dan terus berjalan."

Sebaris kutipan yang diambil dari film "Milli and Nathan". Sebuah film yang mengisahkan tentang kisah cinta yang dimulai sejak duduk di bangku SMA. Cinta yang tulus. Tanpa kata "kurang" atau "amat". Hingga pada suatu saat mereka harus berpisah, tetapi rasa itu tidak akan pernah bisa memisahkan mereka, meski kata "putus" telah terucap. Indah. Sungguh indah. Cinta yang memang menyempurnakan. Nathan, seorang cowok yang ulet, pandai dan serius. Yang bisa menyimpan penyakitnya tanpa ada satupun orang yang tau, termasuk Milli. Yang akhirnya, Nathan harus berbohong pada Milli, bahwa dia akan menikah dengan teman kuliahnya. Meski sebenarnya ia akan meninggalkan Milli selamnya, seumur hidup, dan tidak akan pernah kembali. Milli, adalah seorang cewek yang tidak terlalu suka dengan keseriusan, santai, dan memiliki keterampilan tulis. Meski bersih keras untuk tidak kuliah, tetapi ia menginginkan untuk meraih cita-cita abadinya, menjadi seorang penulis. Cita-citanya tercapai, novel pertama Milli laris habis di depan massa. Dan itulah salah satu kutipan tulisannya.
Manusia di persimpangan. Entah mana yang akan ia pilih. Lurus, belok kanan, atau kiri. Bingung. Inilah yang dirasakan manusia ketika menghadapi berbagai pilihan untuk tetap berjalan. Apalagi setelah tersungkur, kemudian menjumpai persimpangan itu. Jangat takut! Teruslah berjalan! Hatimu pasti mengerti apa yang terbaik untuk kau dan dirimu. Jadi, jalan dan pilihan yang engkau pilih, itu yang terbaik bagimu. Bukan hanya di sini, di sana pun kau akan menemukan pesimpangan-persimpangan yang lain. Jangan berhenti! Teruslah berjalan! Jangan pernah lepaskan kata "semangat" itu dari dahimu.

0 komentar:

Posting Komentar

thank's