Hal yang paling berharga dan dihargai oleh manusia adalah di saat dia jatuh tersungkur, tetapi tetap bangkit kembali.
Pernyataan
yang sungguh mudah. Tapi tak semudah "mengejapkan mata" untuk
melakukannya. Seseorang terkadang mampu secara spontan untuk seketika bangkit.
Terkadang pula masih membutuhkan waktu untuk meyakinkan dirinya bisa bangkit
kembali. Atau bahkan, tidak akan bisa meyakinkan dirinya untuk bangkit kembali,
karena dia meyakini bahwa jalan yang diinginkannya telah hilang, dan dia tidak
membutuhkan jalan pintas yang lain, melainkan dia membutuhkan jalan yang baru.
Padahal, "banyak jalan menuju impian". Pernyataan yang sungguh pasti,
tapi hanya sedikit manusia yang memercayainya. Karena mereka berjalan
menggunakan "kacamata kuda", yang mana hanya bisa melihat lurus ke
depan, tanpa bisa melihat keindahan yang ada di samping kanan dan kiri.
Sedangkan manusia yang memercayai pernyataan tersebut yakin, bahwa seharusnya
mereka tidak berjalan menggunakan "kacamata kuda" karena jalan yang
baik tidak selamanya lurus, tetapi adakalanya mereka harus berbelok ke kiri, ke
kanan, atau putar balik. Tetap menelusuri jalan, itulah yang terpenting.
"Dia adalah manusia yang selalu bingung menentukan arah. Belok kanan, belok kiri, atau lurus aja. Dia hanya tau, dia harus terus berjalan. Tidak boleh berhenti. Sampai di suatu titik. Ketika kebuntuan menghadangnya. Dari pada memilih untuk berhenti, dia memilih untuk mundur lagi ke belakang. Karena yang penting baginya adalah terus dan terus berjalan."
Sebaris kutipan yang diambil
dari film "Milli and Nathan". Sebuah film yang mengisahkan tentang
kisah cinta yang dimulai sejak duduk di bangku SMA. Cinta yang tulus. Tanpa
kata "kurang" atau "amat". Hingga pada suatu saat mereka harus
berpisah, tetapi rasa itu tidak akan pernah bisa memisahkan mereka, meski kata "putus"
telah terucap. Indah. Sungguh indah. Cinta yang memang menyempurnakan. Nathan,
seorang cowok yang ulet, pandai dan serius. Yang bisa menyimpan penyakitnya
tanpa ada satupun orang yang tau, termasuk Milli. Yang akhirnya, Nathan harus
berbohong pada Milli, bahwa dia akan menikah dengan teman kuliahnya. Meski
sebenarnya ia akan meninggalkan Milli selamnya, seumur hidup, dan tidak akan
pernah kembali. Milli, adalah seorang cewek yang tidak terlalu suka dengan
keseriusan, santai, dan memiliki keterampilan tulis. Meski bersih keras untuk
tidak kuliah, tetapi ia menginginkan untuk meraih cita-cita abadinya, menjadi
seorang penulis. Cita-citanya tercapai, novel pertama Milli laris habis di
depan massa. Dan itulah salah satu kutipan tulisannya.
Manusia di persimpangan. Entah
mana yang akan ia pilih. Lurus, belok kanan, atau kiri. Bingung. Inilah yang
dirasakan manusia ketika menghadapi berbagai pilihan untuk tetap berjalan.
Apalagi setelah tersungkur, kemudian menjumpai persimpangan itu. Jangat takut!
Teruslah berjalan! Hatimu pasti mengerti apa yang terbaik untuk kau dan dirimu.
Jadi, jalan dan pilihan yang engkau pilih, itu yang terbaik bagimu. Bukan hanya
di sini, di sana pun kau akan menemukan pesimpangan-persimpangan yang lain.
Jangan berhenti! Teruslah berjalan! Jangan pernah lepaskan kata
"semangat" itu dari dahimu.
0 komentar:
Posting Komentar
thank's